Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Palestina Menolak Konferensi Inisiatif Amerika di Bahrain

Reporter

Editor

Budi Riza

image-gnews
PM Palestina Mohammad Shtayyeh. Reuters
PM Palestina Mohammad Shtayyeh. Reuters
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pembangunan Sosial dan anggota Komite Eksekutif Organisasi Pembebasan Palestina, Ahmed Majdalani, mengatakan tidak akan menghadiri konferensi yang dipimpin Amerika Serikat dan bakal digelar di Bahrain pada 25-26 Juni 2019.

Baca juga:

Gedung Putih Siapkan Proposal Investasi di Jalur Gaza Palestina


"Tidak akan ada partisipasi Palestina dalam konferensi Manama. Setiap orang Palestina yang datang hanya akan menjadi kolaborator bagi Amerika dan Israel," kata Ahmed Majdalani seusai pertemuan kabinet, Senin 20 Mei 2019, dilansir Reuters.

AS akan mengumumkan konferensi itu seusai Ramadan, yang merupakan bulan bagi Muslim berpuasa. Proposal perdamaian ini disebut sebagai kesempatan menghidupkan investasi internasional untuk Tepi Barat dan Jalur Gaza, yang dikelola Palestina.

Baca juga: 4 Sikap Amerika Serikat Terhadap Palestina di Masa Donald Trump

Palestina telah memboikot AS setelah Trump mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel pada Desember 2017.

Perdana Menteri Palestina, Mohammad Shtayyeh, mengatakan, pemerintahnya belum diajak berkonsultasi mengenai pertemuan pada 25-26 Juni di Manama, Bahrain.

Dia menegaskan keinginan rakyat Palestina untuk perdamaian dengan Israel adalah mengembalikan Tepi Barat dan Gaza serta Yerusalem Timur untuk menjadi ibukota masa depan mereka. Mediasi internasional selama bertahun-tahun menemui jalan buntu mengenai isu krusial ini.

Aljazeera melansir Shtayyeh mengatakan permintaan inti Palestina adalah pendirian dua negara sebagai perdamaian dengan Israel. Ini termasuk kontrol penuh di Tepi Barat dan Jalur Gaza serta Yerusalem Timur, yang dikuasai Israel sejak 1967.

Baca juga: Amerika Serikat Veto Resolusi DK PBB untuk Palestina

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, juga mengecam digelarnya konferensi itu.

Saat ini, Israel menyebut Yerusalem sebagai ibukotanya yang tak terpisahkan dan mengatakan akan mendeklarasikan kedaulatan di wilayah pemukiman Tepi Barat.

Menteri Keuangan Israel, Moshe Kahlon, mengatakan dia belum menerima undangan ke pertemuan Bahrain. Wakil Menteri Luar Negeri Israel, Tzipi Hotovely, mengatakan Israel terbuka untuk hadir.

Baca jual: Jual Tanah ke Israel, Warga Palestina Ini Akan Dikirim ke Amerika


"Kami tidak memiliki masalah mengirim perwakilan ke Bahrain, tetapi masalahnya, seperti biasa, adalah pihak Palestina tidak benar-benar tertarik pada manfaat ekonomi," kata dia.

Pejabat AS mengatakan konferensi Manama ini akan dihadiri sejumlah pengusaha dan eksekutif perusahaan dari Eropa, Timur Tengah dan Asia, serta beberapa menteri Keuangan.

Seorang pengusaha Palestina, Bashar Masri, yang merupakan pendiri Rawabi, mengatakan dia telah menolak undangan untuk hadir dan berbicara di forum ini. Rawabi merupakan kota pertama Palestina hasil perencanaan di Tepi Barat.

“Kami tidak akan terlibat dalam acara di luar konsensus nasional Palestina,” kata Masri di sosial media. “Ide perdamaian ekonomi merupakan ide lama yang ditawarkan kembali dengan cara berbeda. Dulu rakyat kami menolaknya, sekarang kami menolaknya.”

Menurut pemerintahan Trump, kesepakatan damai Palestina dan Israel, yang formula detilnya masih dirahasiakan ini, membutuhkan kompromi kedua belah pihak agar bisa efektif.  

REUTERS | EKO WAHYUDI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

24 menit lalu

Warga Palestina menikmati pantai pada hari yang panas, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, di Rafah, di selatan Jalur Gaza, 24 April 2024. REUTERS/Mohammed Salem
WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

WHO mengatakan tidak ada rencana darurat yang dapat mencegah "tambahan angka kematian" di Rafah jika Israel menjalankan operasi militernya di sana.


Top 3 Dunia: Turki Hentikan Ekspor Impor ke Israel

1 jam lalu

Presiden Turki, Tayyip Erdogan dan PM Israel, Benjamin Netanyahu. Iakovos FOTO/Murat Cetinmuhurdar dan Hatzistavrou/Pool via REUTERS
Top 3 Dunia: Turki Hentikan Ekspor Impor ke Israel

Berita Top 3 Dunia pada Jumat 3 Mei 2024 diawali oleh Turki menghentikan semua ekspor impor dari dan ke Israel.


Ikuti Gerakan di AS, Mahasiswa Pro-Palestina Berkemah di Kampus-Kampus Australia

2 jam lalu

Massa Aksi Palestina berkumpul menjelang rapat umum, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di Sydney, Australia 3 Mei 2024. REUTERS/Alasdair Pal
Ikuti Gerakan di AS, Mahasiswa Pro-Palestina Berkemah di Kampus-Kampus Australia

Gelombang protes pro-Palestina di kampus-kampus Amerika Serikat telah menyebar ke berbagai universitas di Australia.


Menyusul Kritik dari Israel dan AS, Ini Tanggapan Jaksa ICC

4 jam lalu

Jaksa Pengadilan Kriminal Internasional Karim Khan di Den Haag, Belanda, 12 Oktober 2023. REUTERS/Piroschka van de Wouw
Menyusul Kritik dari Israel dan AS, Ini Tanggapan Jaksa ICC

Kantor kejaksaan Mahkamah Pidana Internasional (ICC) menyerukan diakhirinya apa yang mereka sebut sebagai intimidasi terhadap stafnya.


Palestina: Tidak Ada Guna Membahas Gaza di PBB

5 jam lalu

Suasana pertemuan Dewan Keamanan PBB tentang konflik antara Israel dan Hamas di markas besar PBB di New York, AS, 16 Oktober 2023. REUTERS/Andrew Kelly
Palestina: Tidak Ada Guna Membahas Gaza di PBB

Dubes Palestina untuk Austria menilai upaya membahas Gaza pada forum PBB tidak akan berdampak pada kebijakan AS dan Eropa yang mendanai genosida.


Houthi Tawarkan Pendidikan bagi Mahasiswa AS yang Diskors karena Demo Pro-Palestina

10 jam lalu

Houthi Tawarkan Pendidikan bagi Mahasiswa AS yang Diskors karena Demo Pro-Palestina

Kelompok Houthi di Yaman menawarkan tempat melanjutkan studi bagi para mahasiswa AS yang diskors karena melakukan protes pro-Palestina.


Ini Agenda Masa Jabatan Kedua Trump, termasuk Deportasi Massal

11 jam lalu

Donald Trump. REUTERS
Ini Agenda Masa Jabatan Kedua Trump, termasuk Deportasi Massal

Donald Trump meluncurkan agenda untuk masa jabatan keduanya jika terpilih, di antaranya mendeportasi jutaan migran dan perang dagang dengan Cina.


Dokter Bedah Ternama Gaza Tewas di Penjara Israel, Diduga Disiksa

11 jam lalu

Dr. Adnan Al-Bursh. Istimewa
Dokter Bedah Ternama Gaza Tewas di Penjara Israel, Diduga Disiksa

Seorang dokter bedah Palestina terkemuka dari Rumah Sakit al-Shifa di Gaza meninggal di penjara Israel setelah lebih dari empat bulan ditahan.


Iran Bebaskan Awak Kapal Terafiliasi Israel yang Sempat Disita di Selat Hormuz

11 jam lalu

Seorang pejabat meluncur ke bawah tali saat penggerebekan helikopter terhadap kapal MSC Aries di laut dalam tangkapan layar yang diperoleh dari video media sosial yang dirilis pada 13 April 2024. Video diperoleh Reuters/via REUTERS
Iran Bebaskan Awak Kapal Terafiliasi Israel yang Sempat Disita di Selat Hormuz

Menteri Luar Negeri Hossein Amirabdollahian mengatakan Iran telah membebaskan awak kapal MSC Aries yang terafiliasi dengan Israel, setelah sempat disita di dekat Selat Hormuz.


Kelompok Milisi Irak Lancarkan Serangan Rudal terhadap Israel

12 jam lalu

Sejumlah ultra Ortodoks berada di rudal balistik sebelum dievakuasi dari lokasi ditemukannya di gurun usai serangan rudal dan drone besar-besaran oleh Iran terhadap Israel, dekat kota selatan Israel. Arad, Israel 26 April 2024. REUTERS/Amir Cohen
Kelompok Milisi Irak Lancarkan Serangan Rudal terhadap Israel

Kelompok bersenjata Perlawanan Islam di Irak mengaku bertanggung jawab atas serangan rudal terhadap kota Tel Aviv dan Be'er Sheva di Israel.